Palangka Raya, 1 September 2023 – Diskusi buku “Kehampaan Hak: Masyarakat vs Perusahaan Sawit di Indonesia” karya Prof. Ward Barenschot dan rekan-rekannya diadakan di Ballroom lt.6 Gedung PPIIG UPR. Acara ini dihadiri oleh mahasiswa, akademisi, dan organisasi non-pemerintah (NGO) yang aktif dalam lingkungan dan advokasi hak masyarakat adat.
Sambutan disampaikan oleh Wakil Direktur PPIIG bidang Sosial Humaniora, Dr. Dhanu Pitoyo, M.Si, yang memberikan perspektif tentang pentingnya penelitian interdisipliner dalam menghadapi masalah lingkungan dan konflik hak masyarakat adat. Serta dalam sambutannya Dr. Dhanu mengharapkan keaktifan mahasiswa dalam mengemukakan pendapat dan berani untuk berbicara tentang pemikiran mereka dalam diskusi kali ini. Dr. Dhanu juga mengungkapkan komitmen PPIIG untuk terus mendukung penelitian yang berkontribusi pada pemecahan masalah sosial yang kompleks.
Selanjutnya, sekretaris jurusan sosiologi, Yorgen Kaharap, M.Si, memberikan sambutan mengenai peran sosiologi dalam memahami dan mengatasi konflik sosial. Ia menekankan bahwa penelitian seperti yang dihadirkan dalam buku “Kehampaan Hak” memberikan wawasan penting bagi mahasiswa dan peneliti dalam memahami dinamika masyarakat dan perusahaan di Indonesia.
Plt. Dekan Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik (FISIP), Dr. Natalina Asi, M.Si. Dr. Natalina menggarisbawahi urgensi isu yang dibahas dalam buku tersebut dan menyatakan harapannya bahwa acara ini akan membawa pemahaman yang lebih dalam tentang konflik antara masyarakat dan perusahaan sawit di Indonesia.
Dr. Saputra Adiwijaya,M.Si Berperan sebagai moderator yang mempin diskusi antara penulis yang hadir yaitu Prof Ward Barenschot dan Prof Afrizal untuk menyampaikan latar belakang dan hasil dari penemuan mereka selama meneliti konflik Masyarakat dan perushaan sawit di Indonesia. Selain itu, dalam peran sebagai pembahas, Dr. Sidik Rahman Usop, M.S., memberikan analisis dan komentar mendalam tentang buku ini. Dengan pengalaman dan pengetahuannya yang luas dalam bidang lingkungan dan masyarakat adat, Dr. Sidik membantu memperkaya diskusi dengan perspektif tambahan yang berkaitan dengan kearifan lokal Masyarakat Kalimantan Tengah .
Diskusi buku ini mencerminkan semangat kolaborasi antara akademisi, mahasiswa, dan NGO dalam menyikapi permasalahan lingkungan dan hak masyarakat adat. Buku ini diharapkan akan menjadi sumber inspirasi untuk perubahan positif di Indonesia dalam upaya melindungi hak masyarakat adat dan menjaga lingkungan yang berkelanjutan.