Rabu, 20 April 2022, telah dilaksanakan kegiatan Kerjasama Internasional Universitas Palangka Raya dengan Global Green Growth Institute (GGGI) yang dilaksanakan secara hybrid di Lecture Theater PPIIG Universitas Palangka Raya bertajuk “Pembangunan Hijau Berkelanjutan”. Kegiatan ini dihadiri oleh:
- Dr. Andrie Elia, S.E., M.Si. (Rektor UPR; Opening Speech)
- Ir. Emma Rachmawati, M.Sc. (Direktur Mitigasi Perubahan Iklim, KLHK)
- Marcel Silvius (Country Representative, Global Green Growth Institute)
- Dr. Fengky F. Adji (Direktur Kantor Urusan Internasional, UPR)
- Listya Endang Artiani, S.E., M.Si. (Kepala Departemen Sosialisasi dan Edukasi Ekonomi dan Bisnis, Women in Nuclear Indonesia)
- Dr. H. Kaspinor, S.E., M.Si. (Kepala Bappedalitbang Provinsi Kalimantan Tengah)
Global Green Growth Institute (GGGI) dan Universitas Palangka Raya (UPR) telah menandatangani nota kesepahaman (MoU) berdasarkan Nomor: 1501/UN24/KS/2021 Tanggal 1 Maret 2021 tentang Hubungan Kerjasama untuk Mendukung Program Pertumbuhan Hijau di Provinsi Kalimantan Tengah. Kegiatan ini dilakukan untuk menindaklanjuti beberapa kegiatan sebagaimana tercantum dalam Joint Work Plan sebagai lampiran dari Surat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan Direktorat Jenderal Pengendalian Perubahan Ilkim Nomor: S.27/PPI/MPI/KLN.0/2/2021 Tanggal 8 Februari 2021 tentang Pelaksanaan Program Pertumbuhan Ekonomi Hijau Fase III Sektor Landscape Bekelanjutan.
Saat ini pemanfaatan hutan melalui pengelolaan perhutanan sosial di dalam kawasan hutan negara atau hutan hak/hutan adat dilaksanakan dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan masyarakat setempat dan dinamika sosial budaya, serta mempertahankan keseimbangan lingkungan, dalam bentuk Hutan Desa (HD), Hutan Kemasyarakatan (HKm), Hutan Tanaman Rakyat (HTR), Hutan Adat (HA) dan Kemitraan Kehutanan (KK).
Adapun tujuan kegiatan kerjasama UPR dan GGGI Tahun 2022 ini adalah:
- Dukungan untuk adopsi pembangunan rendah karbon (low emission) dalam dokumen perencanaan dan anggaran pemerintah daerah;
- Kebijakan yang memungkinkan pelaksanaan pembangunan rendah karbon (low emission);
- Platform kolaborasi yang didukung oleh multi-stakeholder;
- Proyek dan program pengurangan emisi diidentifikasi dan dikembangkan untuk pembiayaan (berupa inisiasi terbentuknya kampung pro-iklim atau “Lewu Pro-Iklim”).
Luaran yang akan dihasilkan adalah: Menghasilkan rumusan strategis terkait kebijakan dan perencanaan hijau berupa kebijakan dan rencana yang efektif untuk mendorong pengurangan deforestasi dan degradasi hutan dan lahan gambut serta pencegahan hilangnya hutan, terutama di provinsi yang memiliki kawasan hutan yang luas.