Pusat Pengembangan Iptek dan Inovasi Gambut melakukan FGD Bersama Stakeholder terkait kajian tingkat kesejahteraan masyarakat dan ketahanan sosial-ekologis terhadap perubahan iklim di sebangau katingan. Kegiatan ini diinisiasi PPIIG UPR bekerjasama dengan WWF Kalteng. Dalam kesempatan ini acara dibuka oleh Direktur PPIIG UPR, Ir. Hendrik Segah, S.Hut, M.Si, Ph.D., IPU.
FGD ini dihadiri oleh BMKG, DPMD, DP3APP-KB, DLH, dan DISHUT . Stakeholder Kabupaten Katigan dihadiri oleh DLH, DPMD dan BPBD, Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian, KPH Katingan Hulu dan KPH Katingan Hilir. Sedangkan stakeholder Kabupaten Pulang Pisau dihadiri oleh DLH, Dinas Pertanian dan Perkebunan, BAPPERIDA dan KPHP Kahayan Hulu, pada tingkat Kecamatan, hadir Camat Pulau Malan, Camat Kamipang, Camat Sebangau Kuala dan Sekretaris Camat Sanaman Mantikei yang menjadi lokasi kajian.
Pengantar FGD disampaikan oleh Wakil Direktur PPIIG-UPR, Dr. Dhanu Pitoyo, M.Si. sekaligus koordinator Kajian dengan memaparkan hipotesa kajiannya. Dalam pemaparannya, Dr. Dhanu menyampaikan bahwa pengelolaan ekosistem dan lingkungan hidup senantiasa terhubung dengan pola pemanfaatan sumber daya alam masyarakat yang berkepentingan di dalamnya. Sebab, ekosistem menyediakan sumber daya alam untuk mendukung pemenuhan kebutuhan hidup, mata pencaharian dan sekaligus menjadi penampung limbah aktivitas masyarakat. Tantangan pengelolaan ekosistem bertambah dengan perubahan iklim yang dampaknya semakin terasa, mulai dari peningkatan suhu udara, pergeseran musim, sampai intensitas curah hujan yang menyebabkan banjir semakin sering terjadi di beberapa tempat. Terjalin lingkaran yang saling berpengaruh, dimana aktivitas manusia memicu terjadinya perubahan iklim, sehingga dampak perubahan iklim membuat manusia perlu menyesuaikan diri sekaligus menumbuhkan daya kebertahanan yang sering disebut resiliensi.
Sistem sosial dan sistem ekologi secara inheren terintegrasi dan terus-menerus berevolusi bersama. Ketahanan terhadap perubahan iklim bukan berarti tentang bagaimana mempertahankan pola hidup saja, melainkan tentang kemampuan untuk terus beradaptasi yang mengarah pada mitigasi. Ketahanan sosial-ekologis mengacu pada kapasitas sistem sosial-ekologis yang terkait untuk menangani hambatan, tantangan sekaligus mempertahankan kapasitas untuk beradaptasi, belajar, dan bertransformasi.
Dalam kesempatan yang sama, semua stakeholder memaparkan data sesuai dengan bidang masing-masing dan memperoleh tanggapan dari expert. Salah satu expert yang hadir dalam FGD tersebut adalah Dr. Ir. Yanarita, M.P. yang telah lama berkecimpung dalam bidang kehutanan. Dalam FGD tersebut nampak keterbukaan informasi (data) dari setiap stakeholder yang sangat dinamis dan memperkuat kerjasama multipihak. Siapa berbuat apa, bukan harus bersama sama apalagi melakukan hal yang sama.